Here We Are

Suatu kali, Bejo sedang main-main di studio musik untuk persiapan manggung di acara pesta perkawinan,
tiba-tiba ada fotografer alias tukang poto yang nyelonong masuk ke dalam studio musik.
Dia membawa kamera yang hitam, guedhe dan panjang, menggenggamnya dengan erat dan langsung pasang kuda-kuda untuk menjepret kami.
Dengan gendandapan, langsung saja semua anggota band dan termasuk Subejo langsung ambil pose paling keren yang bisa dilakukan.
JEPRET!!

anak studio

Lalu tukang poto itu nawarin Subejo dan kawan-kawan sesama anak band buat foto cover album. Padahal kami belum buat album, bahkan lagu pun ndak ada. (njuk selama ini ngeband buat apa, Le?!)
Tapi walaupun belum ada album, kami nekat mengambil tawaran tersebut. Akhirnya, kami dipoto di sebuah gedung putih, gedung yang temboknya putih. Tapi malah jadinya begini, ndees..

bawah

Selepas sesi pemotretan tersebut, Subejo nggegrek pengen minta poto sama si tukang poto itu, dan alhamdulillah, ndees, Subejo berhasil meminta dipotret bersama-sama dengan si tukang potonya, ternyata tukang poto itu adalah artis dari Thailand. Subejo pun kalah keren.

Namun ndak apa-apa, namanya hidup itu harus ada yang bagus, ada yang buruk, kebetulan lagi kebagian yang buruk.
JEPRET!

blog

Dulu, sangat dahulu sekali, Subejo ini bisa terbang melayang, ndees, walaupun ndak terlalu tinggi. Namun kemampuan itu hilang ketika Subejo mulai jatuh hati pada wanita yang berpijak di bumi. #ambyaar. Kemampuan terbang itu pun sirna, ndees. Begitulah!

Waktu itu Subejo bisa terbang, walaupun gak tinggi, tapi terbang.

Waktu itu Subejo bisa terbang. Walaupun gak tinggi, tapi terbang.